Tuesday, June 3, 2014

Nuansa Pengantin Baru

Assalamualaikum dear,

Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah masih diberi nikmat ngetik dan kesadaran untuk bersih-bersih blog yang sudah usang ini. Sekarang banyak teman-teman saya yang sesama muslimah melenggang ke pelaminan, senang rasanya karena mereka sudah melepas masa lajangnya. Namun yang menggangu buat saya yaitu update status-status para pengantin baru ini yang menurut saya agak "lebay". 

Contoh saja ada muslimah yang kemana-mana upload foto bareng sama suaminya dengan hastag #pertamakalikami ke pasar, #pertamakalikami nonton bioskop , #pertamakalikami sarapan , beserta foto-fotonya, hmmm bukan bermaksud iri ya tapi menurut saya ini berlebihan.

Ada lagi contoh yang lain misalnya, aduh senangnya punya suami yang soleh, ganteng dan bisa mengerti keadaan istrinya. Ga salah memang, yang salah itu frekuensi dia update status itu di sosial media, tidak hanya sekali dalam sehari namun lebih, yang mengganggu news feed orang lain dan yang membaca tentu saja tidak semuanya sudah menikah.

Memang sih ya namanya pengantin baru ini perasaannya sedang berbunga-bunga penuh dengan cinta dan rasa bahagaia tapi perhatikan juga perasaan teman di social media yang baca postingan kita. Bagaimana perasaannya? Apalagi yang belum punya pasangan, pasti mereka merasa sedih dan berfikir "Ya Allah, Aku Kapan?" Ya bagus sih menjadi motivasi, tapi kalau yang baru lulus SMA terpengaruh bagaimana? Teman saya ada yang ter"kompor" untuk menikah muda namun masih bisa dikatakan dia belum mampu untuk berumah tangga, karena membaca status di social media para teman wanitanya yang sudah menikah, teman saya pun pembicaraannya sedikit-sedikit selalu menyerempet ke arah pernikahan. Ini yang saya takutkan, usia masih belasan tahun namun pemikirannya belum matang dalam menyelesaikan masalah dan sepertinya juga belum bisa masak, hheehe (sama sih saya juga).

Maaf, tulisan ini saya buat bukan untuk menyinggung siapapun. Namun agar para muslimah yang sudah menikah alangkah baiknya tetap memperhatikan dan menjaga perasaan saudaranya sesama muslim. Ya memang wanita itu tidak bisa menahan perasaan-perasaan yang terjadi pada hidup mereka dan memang di social media itu kita bebas melakukan apa saja, tapi please jaga perasaan orang lain juga yuk :)

hanya intermezo disaat jam pulang kerja 

Wassalamualaikum,

achazellacious

5 comments:

  1. Iya bener banget Jeng. Ternyata nggak cuma aku aja yang agak jengah sama update status euforia pengantin baru seperti begituan. Pengen komentar, tapi takut sindiran 'ah, kamu aja yang belum nikah. Sensian aja lu'. Hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. naah iya kan, aku aja yang uda nikah jengah apalagi yang belum kan, hehehe
      sabar aja ya mba dika, kalau uda terlalu lebay di unfollow atau hiden aja :)

      Delete
  2. SETUJUA BINGIT ukh...

    sebenrnay klo di LN katanya tabu membicarakan soal menikah, apalagi menikah usia tua malah lumrah...
    tapi balik lagi, emang kadang saya jarang bgd mau ngelike., mau koment kayakna gimana... sampe2 udah punya anak di share.. tapi malah jadi lebay deh menrtku Ups positif thingking.

    Bisa jadi malah kita lupa urusan "RIYA" dikit2 upload foto2. cerita2 romantis pasutri..
    lebih baik share dalam bentuk blog atau apalah yg masih tdak terlalu gimna gtu ckckckk..

    Tapi temenku ada, dia gak punya FB hanya blog tapi followernya byak dia gak lebay jga, sukalah. ttp rendah hati mngkin mmeg RIYA itu bahaya...
    oiya mbak, meskipun intermezo ini juga bentuk nasehat terbaik "dAKWAH" karna mmg bukan siap2 kita tpi klo emang bener dishare aja.. saya suka kok tulisan ini. biar tahu dirilah, Allah maha Melihat.

    gak nyinggung menasehati ungkapan sayang hehee....

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihih akupun kalau mau lebay cukup di blog aja ukh, kadang di instagram juga sih #ups karena menurutku orang yang mengunjungi blog kita itu karena sesuai dengan keyword yang dicari sama penggunanya, kalau mampir berarti memang ada keyword atau info yang dibutuhkan, hehehe

      makasih ya sudah mampir :)

      Delete